20 februari
disini aku berdiri meratapi sebuah makam bersama orang yang dulunya sangat
berharga buatku.....
3 tahun yang
lalu awal dari diriku yang baru masuk SMA, tidak ada orang yang aku kenal karna
aku baru pindah ke kota ini bersama orangtuaku.
Hari pertama
setelah upacara penerimaan siswa baru, aku pun mulai mencari dimana kelas yang
akan aku tempati selama setahun, setelah mencari aku masuk dikelas 10-B.
Suasana kelas yang aku masuki sungguh terasa tenang dan segar, aku yakin
anak-anak disini semuanya menyenangkan dan ramah. Aku pun mulai mencari tempat
duduk, tiba-tiba seseorang menghampiriku dan berkata dengan senyum yang lebar,
“hai aku Mita siapa namamu?” aku sangat senang ada yang mengajaku berkenalan,
“aku Nada senang berkenalan denganmu”, dan awal dari pertamanan kami pun
dimulai..
Saat
istirahat kami selalu bersama dan dia tidak pernah melupakan ku jika ingin
pergi ke suatu tempat, sampai saat ini aku
dan Mita belum menganal dekat teman-teman dikelas. Hari demi hari pun
berlalu kini tiba saatnya kami akan menghadapi Ujian Tengah Semeter, aku dan
Mita saling menyemangati dan bersaing nilai ujian siapa yang paling bagus.
Saat-saat
UTS pun berakhir setelah kami meihat hasil dari ujian kami ternyata nilai ujian
Mita lebih tinggi dibanding punyaku dia mendapat urutan 2 nilai paling tinggi
dikelas sedangkan aku mendapat urutan ke-4. Walaupun agak sedikit menyesal tp
aku juga bersyukur berada diurutan ke-4. Mita juga menyemangatiku untuk tidak
menyerah, aku senang dia peduli denganku. Sesaat setelah UTS Mita menjadi
sangat terkenal dan dikagumi dikelas, jika dilihat memang benar Mita itu selain
pintar dia juga cantik dan mudah bergaul dengan siapapun. Saat itu aku sempat
takut kalau Mita akan meninggalkanku soalnya aku anaknya pemalu dan sulit untuk
menyesuaikan atau bergaul dengan orang lain.